Senin, 28 Maret 2016

Kopi Mandailing



Kopi Mandailing
Kopi Arabika Mandailing di masa lalu dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada tahun 1699. Kabupaten Pakantan adalah wilayah yang pertama menanam kopi arabika di Sumatra. Pada saat itu, jenis kopi arabika ditanam pertama kali di daerah Mandailing Natal (Kapubaten Pakantan) Sumatera Utara, kemudian di daerah Tapanuli Utara (Lintong Nihuta dan wilayah di sekitar Danau Toba) dan Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah). Kopi Mandailing Arabika telah dikenal dunia sejak 1878. Kopi ini tumbuh baik di ketinggian 1200 kaki di atas permukaan laut.

Saat ini Kopi Mandailing Arabika hanya ditemukan di dataran Mandailing. Tidak ada satu daerah pun di Indonesia dan di dunia yang menanam kopi ini. Kopi Mandailing Arabika memiliki cita rasa dan aroma yang kuat.
Baca selengkapnya

Kopi Gayo



Kopi Gayo
Kopi ini berasal dari Dataran Tinggi Gayo Aceh. Kondisi alamnya yang unik membuat aroma dan rasa kopi ini berbeda. Bahkan di negara-negara Eropa kopi ini dikategorikan sebagai premium class. Hebat kan? Namun, kopi ini lebih populer di Amerika karena punya karakter tebal dan rasa rempahnya begitu tasty. Bisa dibilang kalau warga Amerika termasuk penggemar kopi asal Sumatra ini.
Baca selengkapnya

Kopi Original

http://banggacoffee.blogspot.co.id/

Kopi Original
Satu lagi teman Kopi Gayo yang berasal dari Sumatra, tepatnya dari Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Namanya Kopi Sidikalang. Kawasan Bukit Barisan yang berhawa sejuk dan dingin kaya akan mineral sehingga membuat biji kopi ini masuk dalam ‘Top Quality’. Bisa dibilang kalau ini adalah saingan berat kopi asal Brazil. Namun karena tumbuh di area vulkanis, kopi ini menjadi terasa istimewa karena rasa dan aromanya benar-benar menggoda pecinta kopi.

Baca selengkapnya

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram
Baca selengkapnya

6 Jenis Kopi Terbaik Indonesia Yang Mendunia








 6 Jenis Kopi Terbaik Indonesia Yang Mendunia - Siapa yang tak mengenal Kopi? Pastinya sudah tak asing lagi bagi kita semua bahwa kopi merupakan minuman berenergi penambah semangat dan penuh manfaat bagi tubuh. Umumya kopi dijadikan sajian utama di pagi hari, oleh hampir semua orang di dunia, dan bagi beberapa orang minum kopi menjadi ritual wajib untuk dilakukan sehari-hari.
Jenis Kopi Terbaik Indonesia Yang Mendunia
Kopi
(sumber gambar id.wikipedia.org)
Setiap jenis kopi memiliki karakter yang berbeda-beda, baik aromanya ataupun rasanya. Semakin tinggi kualitas biji kopi dan cara mengolahnya, maka semakin tinggi pula cita rasa kopi tersebut. Adapun kopi jenis arabica memiliki kualitas lebih baik daripada jenis robusta, meskipun dalam penyajiannya, kini beberapa jenis kopi arabica dicampur (di-blend) dengan jenis kopi robusta untuk menyeimbangkan cita rasanya. 

Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil menjadi penghasil biji kopi dengan kualitas terbaik, serta berprestasi sebagai negara urutan ke empat dalam catatan negara yang memproduksi kopi untuk dunia. Dan tahukah sahabat SpesialTips! bahwa setidaknya terdapat enam jenis kopi Indonesia yang merupakan jenis kopi terbaik di dunia? Adapun enam jenis kopi terbaik Indonesia yang mendunia, antara lain:

1. Kopi Gayo
Kopi Gayo berasal dari Propinsi paling barat Indonesia, yaitu Aceh, dikembangkan di tiga kabupaten yang berada di Aceh yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues yang memiliki kesesuaian tempat yang cocok untuk menghasilkan biji kopi dengan kualitas premium. Pemasaran Kopi Gayo sendiri berhasil menembus konsumennya di Asia, Eropa dan Amerika.

2. Kopi Sidikalang
Adalah salah satu jenis kopi arabica asli Indonesia yang telah dikenal masyarakat dunia, karena memiliki cita rasa yang kuat dan nikmat. Tumbuh subuh di dataran tinggi vulkanis yang kaya mineral membuat kopi Sidikalang memiliki biji kopi berkualitas tinggi. Kopi Sidikalang, yang mengambil nama dari sebuah kecamatan di Kabupaten Dairi, merupakan ikon dari kopi Sumatra Utara.

3. Kopi Liwa
Kopi yang termasuk dalam kategori Kopi Luwak ini, berasal dari Kabupaten Liwa, Propinsi Lampung. Cara pengolahan kopi jenis ini adalah dengan disangrai dengan mencampurkan potongan pinang atau ginseng. Keharuman aroma berkualitas dan tergolong dalam kopi dengan harga yang mahal tersebut, berhasil masuk ke pasar pecinta Kopi mancanegara di Amerika.

4. Kopi Toraja Kalosi
Kopi Toraja Kalosi berasal dari Propinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di daerah pegunungan Toraja. Aroma yang kaya, dan tingkat keasaman yang seimbang, menjadikan Kopi Toraja Kalosi sebagai kopi berkualitas tinggi yang menjadi komoditas ekspor favorit ke mancanegara.

5. Kopi Flores
Kopi yang satu ini berasal dari Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Bersumber pada jenis kopi Arabica, kopi Flores merupakan kopi dengan kualitas terbaik diantara beberapa jenis kopi yang berasal dari Indonesia, selain itu kopi ini juga termasuk salah satu incaran penikmat kopi mancanegara.

6. Kopi Wamena
Bersumber dari wilayah pegunungan dari Kabupaten Wamena di Propinsi Papua, memiliki kualitas tinggi karena termasuk jenis Kopi Arabica yang berasal dari biji kopi dengan penanaman serta pemeliharaan secara organik. Kopi Wamena juga termasuk jenis kopi terbaik yang memiliki rating lebih baik dibanding beberapa jenis kopi lainnya di Indonesia, dan tentunya juga menjadi salah satu jenis kopi yang berhasil merambah pasar internasional.

Demikianlah informasi singkat tentang 6 Jenis Kopi Terbaik Indonesia Yang Mendunia, semoga dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat SpesialTips! sekalian
Baca selengkapnya

Sabtu, 26 Maret 2016

Produk Kopi Luwak



Sejarah Kopi Luwak
Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak. Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.
Gambar Kopi luwak asli
Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.
Kopi Luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy.
Baca selengkapnya